Sewaktu saya cek email, tiba-tiba terlihat email dari Garuda Indonesia dengan subjek "Bagi Kisah Perjalanan Anda, Menangkan Tiket Garuda Indonesia Gratis!". Wow... Kebetulan saya suka menulis kisah perjalanan saya, hanya saja karena keterbatasan waktu, jadi masih tertahan dengan trip tahun lalu. Akhirnya, hari ini saya sempatkan untuk menulis blog, untuk ikut kompetisi ini.
Jember, adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur. Kebetulan saya ada saudara disana, sehingga saya bisa mengetahui ada tempat bernama Jember. Sudah lama mereka meminta saya main kesana, tapi karena pertimbangan transportasi (waktu itu belum ada penerbangan Garuda ke Jember), bepergian sendirian, dan tidak ingin merepotkan saudara saya yang antar-jemput di Surabaya, jadi belum terpikirkan untuk main ke sana.
Akhir tahun 2014, saudara saya tiba-tiba mengajak saya mengunjungi Gunung Bromo dan Kawah Ijen, dan menghabiskan waktu di Jember di bulan Juni 2015. Saya ingat, Garuda Indonesia baru saja membuka rute baru Surabaya-Jember PP. Setelah menimbang-nimbang, dan ternyata kebetulan saya senggang di waktu tripnya, akhirnya saya memutuskan untuk ikut trip tersebut.
Berangkat dari Yogyakarta ke Surabaya dengan Lion Air, saya dijemput oleh saudara di Surabaya. Lalu kami bersama-sama menuju ke Gunung Bromo.
Kami menginap di Lava View Lodge. Kebetulan juga hotel yang kami pilih, terletak di paling atas, sehingga dari lobby hotel bisa terlihat pemandangan Kawah Bromo dan beberapa gunung lainnya dengan jelas.
Bangun subuh, kita naik jeep sewaan melewati padang pasir hanya untuk melihat sunrise dari Penanjakan 1 yang benar-benar indah, dan menikmati keindahan gunung Bromo dan beberapa gunung disekitarnya. Lalu setelah itu menuju ke bawah kaki gunung dan dilanjutkan mendaki dengan kuda yang diakhiri dengan naik 250 anak tangga menuju ke Kawah Bromo.
Mengunjungi Gunung Bromo benar-benar merupakan petualangan yang lain daripada trip-trip saya lainnya.
Pemandangan Gunung Bromo dari Penanjakan 1 |
Kawah Gunung Bromo |
Kami sempatkan juga mengunjungi Padang Rumput Savana atau dikenal dengan nama Lembah Jemplang atau ada juga yang bilang Bukit Teletubbies karena menyerupai rumah Teletubbies dalam film anak-anak. Sayangnya, kata Guide kita, yang sekaligus merupakan supir dari jeep sewaan, bulan Juni merupakan musim kemarau, sehingga padang rumput tersebut tidak sehijau sewaktu musim hujan (sekitar bulan Maret / April).
Dari Padang Savana, kami mengunjungi Pasir Berbisik yang sayangnya angin kurang bertiup sehingga tidak terdengar bisikan pasir.
Selain pengalaman menjelajahi Gunung Bromo, yang tidak kalah serunya juga mendaki Gunung Ijen. Dimana kami berangkat subuh dari Jember, yang ditempuh sekitar 2-3 jam dengan mobil melewati daerah perhutani. Lalu jalan naik sekitar 2 jam'an, dan disambut dengan pemandangan kawah yang menakjubkan. Yang biking terpesona lagi adalah, para pembawa belerang. Sehari mereka bisa 2x naik-turun Gunung Ijen, dimana waktu turun gunung bisa membawah bongkahan belerang seberat hampir 100kg. Saya yang tidak membawa apa-apa saja merasa berat dalam melangkah, apalagi kalau bawa beban seberat itu. Benar-benar salut kepada mereka...
Perjalanan menuju Kawah Ijen |
Kawah Ijen |
Selain kedua lokasi wisata diatas, sisanya saya habiskan di Jember. Kesan pertama terhadap kabupaten ini, kabupaten yang cukup ramai, dan suasananya hidup, perekonomiannya juga termasuk maju. Banyak tempat makan yang merupakan khas Jember dan selalu ramai. Saya sempat ke pantai Watu Ulo, Pantai Papuma, dan cafe Gumitir. Juga sempat menuju Banyuwangi yang kira-kira 2 jam dari Jember, hanya untuk menyebrang ke pulau Bali dengan kapal feri dan makan Ayam Betutu Men Tempeh yang terkenal.
Tidak terasa waktu trip 6 hari cepat berlalu.
Saya kembali ke Surabaya, dengan pesawat Garuda Indonesia dari Jember. Inilah kenapa saya memutuskan ikut trip ini karena ada pesawat menuju/dari Jember, karena saya bepergian sendiri, dan transportasi yang paling nyaman adalah dengan terbang. Meskipun bandara Jember ternyata letaknya agak pinggiran dan bandaranya tidak terlalu besar, namun uniknya, karena yang beroperasi disitu hanya Garuda Indonesia dan Susi Air, dan jam penerbangan Garuda Indonesia untuk kedatangan dan keberangkatan masing-masing hanya 1x per hari, di sela-sela jam kedatangan (jam 09:50) dan keberangkatan (jam 10:20), banyak penduduk di sekitar bandara yang datang membawa anak-anak mereka berjajar dipinggiran pagar bandara hanya sekedar untuk melihat pesawat mendarat dan pesawat tinggal landas.
Meskipun merupakan pesawat baling-baling, namun pesawat Garuda ini cukup nyaman. Bahkan meski perjalanan hanya 55 menit, saya mendapatkan snack yang benar-benar ekslusif.
Setiba di Surabaya, yang ternyata pesawat Garuda Indonesia mendarat di terminal 2 bandara International Juanda, saya harus pindah ke terminal 1 karena penerbangan ke Yogyakarta menggunakan Sriwijaya. Dan untungnya ada shuttle bus gratis jadi saya tidak perlu bingung-bingung cari taksi.
No comments:
Post a Comment